Tempat Wisata Gunung Tangkuban Perahu, Bandung
Seperti yang kita ketahui, nusantara memiliki beragam kumpulan hikayat atau dongeng baik itu kisah tentang hewan seperti si kancil, tokoh legenda, maupun kisah yang menjadi penjelasan mengenai asal mula terbentuknya suatu tempat, yang biasanya tersirat dengan kalimat yang mengandung nilai pendidikan dan pesan moral. Berbicara mengenai kota bandung, konon kota ini memiliki ikatan hubungan dengan gunung tangkuban perahu yang saling berkaitan satu sama lainnya, serta dengan beberapa tempat di Bandung.

Bandung sendiri memiliki banyak sasakala, yang salah satunya mengenai terbentuknya gunung tangkuban perahu. Sasakala ini dituangkan dalam bentuk carpon, atau carita pondok atau yang sesuai eyd bahasa indonesianya berarti cerita pendek, mengenai Gunung Tangkuban perahu.

Hal ini di karenakan, dayang sumbi baru mengetahui bahwa pria yang akan dinikahinya adalah anaknya sendiri yang dulu pernah ia usir saat melihat ciri khas berupa luka didahinya. Untuk menggagalkan pernikahan dayang sumbi pun meminta syarat berupa bendungan, serta perahu untuk berlayar dibendungan tersebut sebelum fajar tiba.

Mengetahui sangkuriang hampir berhasil, Dayang sumbi pun merasakan gelisah yang berlebih atau dalam puisi siloka sunda disebut Inggis ku bisi ,rempan ku sugan dan akhirnya meminta bantuan pada Sang Hyang Tunggal agar fajar hadir lebih cepat guna menggagalkan sangkuriang. Boeh rarang (kain berwarna putih) yang dayang sumbi tenun digunakan untuk membungkus daun kingkilaban dan ditebarkan 7 helai sehingga bercahaya bagai fajar dan membuat ayam berkokok.

Melihat amarah anaknya yang penuh gejolak, dayang sumbi pun terus berlari kearah timur. Sangkuriang yang melihat hal ini pun berusaha mengejar dayang sumbi hingga berhenti disebuah bukit kecil yang sekarang dikenal dengan nama Gunung Putri, disana dayang sumbi memohon pada Sang Hyang Tunggal agar diselamatkan. Akhirnya dayang sumbi dirubah menjadi setangkai bunga jaksi, pengejaran sangkuriang pun terhenti pada tempat yang sekarang dikenal dengan nama ujung berung, dan disanalah konon sangkuriang ngahiyang atau menghilang ke alam gaib.


Kawahnya sendiri terbagi menjadi tiga kawah utama, dan tujuh kawah kecil. Kawah yang tertua yakni kawah yang di namai dengan paguyangan badak yang telah berumur puluhan ribu tahun, lalu berurutan muncul kawah upas dan setelahnya kawah ratu. Sisa kawah lainnya yakni Kawah Jurig, Kawah Siluman, Kawah Domas, Kawah Baru, Kawah Lanang, Kawah Ecoma, dan Kawah Jarian yang juga menjadi bagian area wisata.

Meski sempat di nyatakan sebagai zona bahaya, namun para penduduk saat itu belum juga mengungsi, padahal jika terus membesar di khawatirkan akan terjadi letupan yang membahayakan. Situs berita lainnya juga membuat laporan sempat terjadi beberapa kali peningkatan status dari normal (level 1) menjadi waspada (siaga 2), seperti pada saat 21 februari 2013 ketika gunung tangkuban perahu mengeluarkan hujan abu, dan saat dilanda gempa yang terjadi dikawasan gunung tangkuban parahu pada tanggal 30 dan 31 Desember 2014, dan terus mengeluarkan asap.
Dimana pada awalnya asap tersebut disangka berasal dari lubang kepundan hasil letusan oktober 2013, namun nyatanya pada 2 januari 2015 diketahui asap ini berasal dari retakan baru, yang menghasilkan retak sepanjang 25 hingga 50 meter. Retakan ini juga sempat membuat masalah baru bagi gunung tangkuban perahu, karena retakan ini memiliki potensi meletus kembali. Letusan pada bulan oktober 2013 juga disebut sebagai sejarah baru bagi gunung ini, karena letusan terus kembali terjadi secara beruntun selama 4 hari.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa tangkuban perahu tetap menjadi wisata favorit yang terkenal hingga dikalangan wisatawan mancanegara seperti Malaysia, belanda dan arab, beberapa wisatawan yang saya temui disana kebanyakan berasal dari daerah Jakarta, dan beberapa daerah di jawa tengah seperti solo, jogja dan wonosobo.
Di pusat informasi, kalian juga dapat menemukan beberapa lukisan, poster & gambar, contoh batuan, dan diorama dari gunung tangkuban perahu itu sendiri. Gunung yang termasuk dalam jenis pegunungan stratovolcano ini merupakan gunung aktif yang memiliki pusat erupsi dari timur ke barat dan terletak di ketinggian di kisaran 6.837 kaki atau 2.084 meter dengan rimbunan hutan pinus dan kebun teh disekitarnya.
Lokasi: Jl. Gunung Tangkuban perahu, Lembang, Jawa Barat 40391
Map: Klik DisiniHTM: senin – jumat Rp. 20.000/orang, sabtu–minggu & hari libur Rp. 30.000/orang
Buka/Tutup: 07.00–17.00
Telepon: 022–8278–0654/022–8278–0653
Tags:
Tempat Wisata
0 Comments