Sponsor

Tempat Wisata Taman Nasional Baluran

Diantara 53 Taman Nasional yang ada di Indonesia, Baluran National Park adalah salah satu yang memiliki daya tarik dan keunikan tersendiri karena memiliki panorama alam bernuansa Afrika. Itu sebabnya tempat ini diserbu para wisatawan, baik yang datang secara pribadi, mengikuti open trip maupun membeli paket wisata dari sejumlah biro perjalanan.

Daya tarik Taman Nasional Baluran (TNB) juga menjadi magnet bagi turis asing, sehingga tidak sedikit wisman yang berkunjung ke Bali memasukkan TNB dalam daftar itenary mereka.

Pesona Baluran dengan sejumlah objek wisata yang ada di kawasannya bahkan menarik minat sejumlah artis untuk menjadikan TNB sebagai lokasi pembuatan film dan video, salah satu diantaranya adalah penyanyi cantik, Raisa.

Dengan daya tarik yang dimilikinya, Baluran bisa dibilang merupakan primadona dari sekian banyak objek wisata yang ada di Banyuwangi, bahkan masuk ke dalam jajaran objek wisata alam terindah yang ada di Pulau Jawa.

Keindahan Alam di Taman Nasional Baluran

 

Sejarah dan Definisi Umum Tentang Taman Nasional Baluran

Merujuk pada sejumlah artikel, review, laporan dan catatan yang tertulis di Wikipedia, Kompas, Kaskus dan sejumlah blog termasuk website resmi TNB di https://situssemuainfo.blogspot.com/ tentang sejarah dan asal usul Baluran, TNB yang terhampar di kawasan seluas 25.000 hektar terletak di wilayah Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo dan Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Propinsi Jawa Timur.

Secara administratif alamat dari Kantor Taman Nasional ini berada di JL. Raya Situbondo – Banyuwangi, Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, Situbondo. Namun jarak pintu masuk lokasi wisata lebih dekat jika ditempuh dari Banyuwangi. Itu sebabnya TNB lebih dikenal sebagai bagian dari wilayah Banyuwangi.

Nama Baluran diambil dari nama gunung yang menjulang tinggi di kawasan ini, yaitu Gunung Baluran. TNB merupakan kawasan konservasi dari berbagai macam flora dan fauna beserta ekosistemnya yang terdiri dari berbagai bentang alam dan merupakan kombinasi ekosistem hutan, laut, savana hingga pegunungan.

Hutan yang terdapat di kawasan TNB bisa dibilang miniatur hutan Indonesia, karena hampir semua jenis hutan yang ada di Indonesia terdapat di kawasan Baluran, mulai dari , Hutan Tropis, Hutan Hujan Pegunungan, Hutan Pantai, Hutan Mangrove dan Rawa Asin, Hutan Payau hingga Hutan Musim.
Kawanan Rusa di Padang Savana Bekol Baluran
Namun, dari luas total 25.000 hektar, sekitasr 40 persennya berupa padang savana yang terdiri dari savana datar dan savana bergelombang. Keberadaan padang savana yang nuansanya mirip sekali dengan daerah-daerah yang ada di Afrika itulah yang membuat Baluran mendapat julukan “Little Africa in Java”.

Upaya pelestarian satwa dan vegetasi di TNB dilakukan dengan membagi peta geografis menjadi 4 zonasi, masing-masing, Zona Inti, Zona Rimba, Zona Pemanfaatan Intensif dan Zona Pemanfaatan Khusus.

Taman Nasional yang ditetapkan oleh pemerintah sejak 6 Maret 1980 ini bertujuan untuk melindungi dan melestarikan tumbuhan serta hewan yang terdiri atas 444 jenis tumbuhan, beberapa diantaranya masuk kategori langka seperti Widoro Bukol, Kesambi, Ketapang, Mimbo, serta yang lain.

Sedang jenis satwa yang dilindungi sebanyak 28 jenis mamalia, 196 jenis aves ditambah reptilia dan pisces. Beberapa binatang yang dilindungi diantaranya adalah: banteng, macan tutul, kera, lutung, merak hijau, rangkong, serta yang lain.
Padang Savana Bekol di Taman Nasional Baluran Saat Senja
Meski secara resmi baru ditetapkan sebagai Taman Nasional pada tahun 1980, Baluran sebenarnya sudah dijadikan sebagai suaka margasatwa sejak hampir satu abad yang lalu. Bermula dari perhatian AH. Loedeboer, seorang berkebangsaan Belanda yang gemar berburu, mengatakan bahwa Baluran memiliki peranan yang sangat penting dalam perlindungan satwa, utamanya jenis mamalia besar.

Selanjutnya, ditahun 1930, Direktur Kebun Raya Bogor, KW. Dammerman mengusulkan agar Baluran dijadikan sebagai hutan lindung. Akhirnya pada tahun 1937, melalui SK GB. No.9 tanggal 25 September 1937, Baluran ditetapkan Suaka Margasatwa oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Penetapan Baluran sebagai kawasan Suaka Margasatwa kembali dilakukan setelah Indonesia merdeka pada 11 Mei 1962 oleh Menteri Pertanian dan Agraria. Kemudian pada 6 Maret 1980, Menteri Pertanian menetapkan Baluran sebagai Taman Nasional.

 

Cara Menuju Taman Nasional Baluran

Cara menuju TNB dapat dilakukan dengan kendaraan pribadi maupun sarana transportasi umum, karena letak pintu masuk destinasi wisata ini berada tepat di pinggir jalan poros yang menghubungkan Banyuwangi dengan Situbondo.
Pintu Gerbang Taman Nasional Baluran
Selain itu semua kendaraan yang datang dari arah Jakarta atau Surabaya menuju Bali serta sebaliknya dengan melewati Jalur Pantura akan melewati jalan ini, sehingga akses jalan untuk menuju ke lokasi sangat mudah.

Bagi wisatawan yang datang dengan menggunakan sarana transportasi umum wajib menyewa kendaraan untuk dapat mengelilingi kawasan TNB mengingat luasnya area. Di sekitar pintu masuk tersedia tempat penyewaan Jeep seharga Rp.300.000 – Rp.350.000 perhari dan rental motor seharga Rp.100.000 perhari. Jika memanfaatkan jasa ojeknya, tarif yang dikenakan sebesar Rp.50.000 untuk berkunjung ke beberapa objek wisata yang ada di kawasan TNB.

Wisatawan yang datang dari luar daerah, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang serta yang lain, dapat menggunakan pesawat terbang, kereta api maupun bus. Jika menggunakan pesawat harus terlebih dahulu transit di Bandara Juanda sebelum melanjutkan perjalanan ke Bandara Blimbingsari di Banyuwangi dengan pesawat yang berbeda, atau dari Juanda dapat menuju ke Terminal Bungurasih untuk ganti naik bus menuju lokasi.

Di Terminal Bungurasih Surabaya atau di Terminal Arjosari, Malang, ada dua trayek bus yang menuju ke lokasi wisata. Pertama Surabaya – Banyuwangi via Situbondo dan kedua Surabaya – Banyuwangi via Jember. Untuk trayek pertama, Anda bisa langsung turun di depan pintu masuk TNB sedang untuk trayek kedua, Anda harus turun di Terminal Probolinggo dan berganti bus jurusan Situbondo atau jurusan Banyuwangi via Situbondo.

 

Menjelajah Africa Van Java yang Eksotis

Meski secara umum, Baluran merupakan kawasan yang eksotis, bukan berarti steril dari kawasan angker, meski tidak seangker Alas Purwo, karena bagaimanapun juga sebagai kawasan hutan, Baluran juga tidak berbeda halnya dengan hutan-hutan lainnya yang diselimuti sejuta misteri.
Pantai Bilik Sijile di Taman Nasional Baluran
Kawasan angker tersebut berada di “Jalur Tengkorak” yang merupakan akses jalan yang menghubungkan Situbondo – Banyuwangi. Wilayah yang dikenal angker ini oleh masyarakat setempat dinamakan “Curah Tangis” yang berada tepat di tengah “Jalur Tengkorak”. Di jalur yang jalannya naik turun dan bergelombang tersebut, hampir setiap hari terjadi kecelakaan, bahkan tidak jarang sampai memakan korban jiwa.

Namun demikian bukan berarti menjadi penghalang bagi wisatawan untuk mengunjungi TNB. Selama berhati-hati dan selalu waspada, Anda akan selamat selama dalam perjalanan dari dan ke Baluran. Selain itu, sejumlah objek wisata menawan yang terdapat di TNB, sangat sayang untuk dilewatkan. Berikut beberapa obyek wisata yang ada di Taman Nasional Baluran:

 

1. Goa Jepang

Goa ini berada tidak jauh dari Pos 1 yang ada di kawasan Batangan. Dengan luas sekitar 12 meter2, goa ini layak untuk dijadikan kunjungan pertama sebelum menjelajah semua tempat wisata yang ada, guna mengetahui bangunan yang merupakan bagian dari sisa-sisa Perang Dunia II.

Pada masa penjajahan dulu, Jepang membangun goa ini selain untuk dijadikan sebagai benteng pertahanan juga berfungsi sebagai tempat menyimpan amunisi.

 

2. Hutan Evergreen

Pengunjung yang masuk ke kawasan TNB, setelah membayar tiket dan melewati pos jaga, akan disambut Hutan Musim sepanjang 5 km. Hutan ini terlihat kering dan kecoklatan pada musim kemarau serta hijau oleh pepohonan pada musim penghujan.
Hutan Evergreen di Taman Nasional Baluran
Pada km 6 – 9 barulah menjumpai hutan sepanjang tahun atau yang lebih dikenal dengan istilah Hutan Evergreen. Hutan ini selalu hijau karena berada di kawasan cekungan yang di bawahnya terdapat sungai bawah tanah.

Pepohonan yang ada di kawasan ini rimbun dengan dedaunan yang lebat hingga menutupi sebagian badan jalan. Berada di kawasan Hutan Evergreen akan membuat mata serasa dimanjakan, terlebih sepanjang bulan Desember – Pebruari, dimana pada saat itu akan dijumpai banyak kupu-kupu yang terbang di sekeliling, bertengger di ranting pepohonan atau di kubangan-kubangan air.

 

3. Padang Savana Bekol

Kawasan inilah yang membuat Baluran mendapat julukan Africa van Java, karena savana seluas 300 hektar dan merupakan padang savana terluas di Pulau Jawa ini memang menyuguhkan suasana layaknya savana yang ada di Benua Afrika pada musim kemarau.

Ditambah lagi dengan adanya satwa-satwa liar yang ada di padang savana, seperti kawanan rusa, gerombolan banteng, biawak, kera, burung-burung merak dan satwa liar lainnya, membuat nuansa Afrika terasa semakin kental.

Lokasi: Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo dan Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur
Map: KlikDisini
HTM: Wisatawan Lokal Weekdays Rp.5.000, Weekend Rp.7.500, Wisman Rp.150.000
Buka/Tutup: 24 Jam
Telepon: (0333) 461936, (0333) 461650

Share:

0 Comments