Sponsor

Tempat Wisata Curug Bengkok Leuwi Hejo



Momen liburan biasanya merupakan waktu yang paling dinanti-nanti oleh banyak orang, baik oleh anak-anak maupun orang dewasa.

Meski seiring dengan perkembangan jaman, banyak sekali bermunculan wahana-wahana wisata yang menggunakan perkembangan teknologi.

Namun wana wisata dengan panorama alam tetap menjadi primadona bagi kebanyakan wisatawan untuk menghabiskan waktu berlibur sekaligus menghilangkan penat.
Salah satu kota di kawasan Jabodetabek yang menjadi favorit bagi para wisatawan, ialah Kota Bogor yang memiliki banyak sekali pilihan tempat wisata dengan pemandangan alam yang indah & juga iklim yang sejuk dibanding kota lain disekitarnya.

Kota yang memiliki julukan sebagai Kota Hujan ini, dirimbuni oleh pepohonan baik dikawasan Kota maupun Kabupatennya, sehingga wajar iklim & udara yang ada terasa lebih segar & sejuk serta mampu memanjakan mata.

Spot favorit bagi para pelancong di Kota ini biasanya di kawasan sekitar Puncak, yang memang indah dengan panorama perbukitan kebun teh yang terhampar hijau.

Namun sayangnya trafik wisatawan yang kian membludak tidak disertai dengan pembangunan prasarana jalan yang cukup, sehingga acap kali menimbulkan kemacetan meski bukan di hari weekend.

Namun tahukah bahwa masih banyak tempat lainnya di Bogor yang bisa Kita jadikan alternative berwisata selain puncak? Apalagi tempat yang satu ini di gadang-gadang sebagai mini Green Canyon-nya Bogor.

Penasaran seperti apa tempatnya? Yuk simak informasi selengkapnya berdasarkan pengalaman penulis hingga akhir artikel ini.

 

Sekilas Sejarah

Sejarah dari tempat wisata yang satu ini sendiri, sebenarnya tak luput dari sebuah Lembaga dengan nama Masyarakat Desa Hutan atau yang sering disingkat sebagai LMDH.

Peran LMDH sendiri, sebagai sebuah organisasi yang berlandas kemasyarakatan dengan bimbingan & arahan langsung dari pihak perhutani di resort babakanmadang.

Sebelum adanya LMDH, area ini sempat ditutup pihak perhutani karena belum adanya izin pengelolaan, setelah izin terbit barulah LMDH diberikan kekuasaan untuk mengelola wana wisata ini, dengan luas yang tercover hingga 4,5 hektar.

Badan organisasinya sendiri diketuai oleh H. Suhaeri & dibantu oleh Kang Budi sebagai Koordinator lapangan & Kang Mitun sebagai Koordinator wisata.

LMDH ini sendiri terbentuk atas dasar bentuk sebuah keprihatinan masyarakat wangun cileungsi, akibat banyaknya pengunjung yang membuang sampah ditempat ini selepas mandi sehingga perlu dikelola secara lebih serius agar keasriannya tetap terjaga.

Untuk penamaan Leuwi Hejo sendiri, sebenarnya berasal dari dua kata dalam basa sunda yakni kata Leuwi & juga Hejo.

Leuwi sendiri dapat di artikan sebagai area maupun tempat tertentu yang menjadi bagian dari sebuah sungai.

Dengan kedalaman yang sulit untuk di ukur seberapa jauh kedalamannya oleh orang-orang pada jaman dahulu & biasanya hanya di ukur mempergunakan sebuah batang tanaman saja.

Leuwi bisa juga di artikan sebagai tempat yang dipergunakan sebagai pemandian, dengan aliran air yang tenang dengan bebatuan & pepohonan di sekitarnya.

Sementara Hejo sendiri, tentunya merupakan penyebutan untuk warna Hijau dalam basa sunda, hijau disini bukan berarti hijau seperti air empang / aliran sungai yang penuh limbah.

Namun justru hijau karena kejernihannya yang menimbulkan semburat gradasi biru kehijauan hasil pantulan dengan cahaya mentari yang kini menjadi asal usul penamaannya.

Sebelum dikenal dengan Leuwi Hejo, dulunya kawasan ini lebih dikenal oleh para penduduk dengan nama Curug Bengkok.

Penamaan ini sendiri, merujuk pada aliran air yang ada di air terjun & juga sungainya berkelok atau tidak lurus sebagaimana pada air terjun pada umumnya.

Curug ini sendiri baru dibuka pada tahun 2014 silam setelah opening bagi wisatawan umum pada bulan oktober, dan semakin booming selepas banyaknya blogger & pengunjung yang mempublish ceritanya mengenai kawasan yang satu ini.

 

Cerita Mistis

Bagi Kita yang penasaran dimana letak dari Curug Leuwi Hejo, sebenarnya terletak di kawasan Sentul dengan alamat lengkap di sebuah desa dengan nama Cibadak yang merupakan Desa mandiri sejak tahun 1976 setelah sebelumnya menjadi bagian dari Desa Pabuaran.

Desa ini sendiri berada di kawasan Sukamakmur, yang merupakan sebuah Kecamatan di Kabupaten Bogor hasil dari pemekaran Kecamatan Jonggol Prov.Jawa Barat dengan area yang dikelilingi oleh 2 gunung, yaitu Gunung Leutik & juga Gunung Pasir Peteuy.

Beberapa blogger maupun Thread Starter pada forum Kaskus, seringkali menyinggung soal 2 nama yang kemungkinan merupakan nama dari tokoh setempat yakni Mbah Barong & juga Aki Jawa yang konon menjaga tempat ini.

Mitosnya, siapa saja yang berniat jelek seperti melakukan hal melewati norma, mengotori Leuwi Hejo maupun bertutur kata yang asal jeplak, akan mendapat nasib buruk & bukan tidak mungkin tidak selamat saat ditempat maupun pada perjalanan pulang.

Mitos lainnya yang berkembang ditempat ini juga sering dikaitkan dengan keberadaan dari Nyi Blorong & juga keberadaan Mbah Uyud Marsinah.

Meski belum jelas bagaimana keterkaitannya, namun untuk nama Mbah Uyud Marsinah sendiri memang masih terdapat peninggalannya berupa Petilasan / Kuburan yang letaknya sendiri masih berada di daerah Curug Leuwi Hejo.

Meski terkesan Angker, namun nyatanya belum ada blogger yang membahas seputar 2 nama tokoh yang menjaga Curug Leuwi Hejo ini.

Sehingga sasakalanya sendiri, sulit untuk di ceritakan secara utuh & mungkin hanya beberapa penduduk sekitar yang paham mengenai hal ini.

Terlepas dari benar ataupun tidaknya misteri ini, nyatanya terbukti ampuh untuk mengurangi wisatawan jorok meski masih ada saja beberapa yang buang sampah & melakukan vandalism tanpa bertanggungjawab.
Jalur curug leuwi hejo

 

Keindahannya

Diluar dari cerita mitos yang ada, nyatanya keindahan dari pemandangan yang ditawarkan oleh Curug Leuwi Hejo ini mampu menghipnotis banyak wisatawan untuk datang ketempat ini, bahkan secara berulang kali.

Bagaimana tidak? Dengan rimbunan pohon & panorama alam yang begitu hijau disekitarnya serta air yang sejuk & begitu jernih dengan pantulan semburat berwarna tosca tentunya membuat siapa saja betah berlama-lama disini.

Sepanjang perjalanan dari tempat parkir, pengunjung akan melakukan tracking melalui jalur yang memang telah disediakan untuk trek perjalanan menuju Curug Leuwi Hejo yang sudah dirapihkan lebih kurang berjarak 300 meter hingga melalui pos kedua & tiba di lokasi.

Tak perlu berlama-lama ataupun tracking terlalu jauh, kamu akan segera mendengar gemericik aliran air yang seolah memanggil Kita untuk segera berenang.

Sesampainya ditempat ini, Kita akan menemukan sebuah kolam bak surga yang tersembunyi, diantara rimbunnya pepohonan & perbukitan yang ada di kawasan babakanmadang.

Tak hanya sekedar menikmati air yang sejuk dari tepian batuan yang tersusun secara alami di tempat ini, pengunjung juga bebas berenang disekitar, maupun sekedar menikmati santap siang di bebatuan.
Tak hanya itu, bagi Kita yang memiliki nyali lebih dapat mencoba melompati batuan besar yang ada ditepian kolam. Namun tentunya, perlu sedikit berhati-hati agar tidak jatuh pada spot yang salah yang berisi banyak bebatuan besar.

Ditempat ini, banyak sekali spot-spot menarik yang bisa Kita jadikan tempat berfoto yang epic untuk mengambil gambar maupun video shot seperti para youtuber bersama sahabat maupun pasangan.
Berbicara mengenai Curug Leuwi Hejo, rasanya kurang lengkap tanpa membicarakan 5 Curug lain yang ada disekitarnya.

Bagi Kita yang gemar melakukan trekking maupun sudah terbiasa dengan aktivitas hiking, dapat mencoba memutari beberapa curug yang masih berada di lokasi ini.

Sejauh ini diketahui ada 4 curug yang bisa Kita pilih untuk dikunjungi selain Leuwi Hejo, diantaranya yakni Curug Cepet, Curug Barong & Leuwi Liyek.

Lokasi Curug selanjutnya yang dapat Kita tempuh dengan sedikit trekking melalui jalur yang memiliki tingkat kesulitan menengah ialah Curug Barong.

Jalur yang akan Kita tempuh untuk bisa tiba ditempat ini memerlukan sedikit usaha melalui setapak jalur diantara pepohonan dengan beberapa jalur yang menanjak maupun menurun.

Namun tentunya semua usaha yang Kita keluarkan untuk tiba ditempat ini, akan terbayar tanpa sia-sia. Karena curug yang terletak dibalik sebuah tebing batu berukuran raksasa akan langsung memanjakan mata Kita.

Bedanya dengan Curug Leuwi Hejo, di Curug Barong ini Kita akan melihat sebuah kolam yang berwarna kebiruan diantara tebing-tebing tinggi dengan gradasi warna Hijau & orange dari lumut yang hinggap pada batuan tebing & vegetasi tumbuhan pada bagian atasnya.

Bagi Kita yang masih ingin mengeksplorasi kawasan ini, dapat mencoba melanjutkan perjalanan menuju Curug selanjutnya yakni Curug Leuwi Cipet dengan jarak tempuh lebih kurang 100 meter dari Curug Barong.

Medan yang akan Kita tempuh pun tak jauh beda dari jalanan sebelumnya, yakni melalui jalur yang berkontur perbukitan alias naik turun.

Meski demikian setelah tiba di tempat ini, Kita akan menyaksikan keindahan ciptaan Tuhan yang akan terpampang nyata.

Sebuah aliran sungai yang begitu jernih dengan semburat biru kehijauan sedalam 2 meter, dengan bentuk menyempit dengan diapit oleh batuan tebing di kiri & kanannya serta dirimbuni oleh vegetasi tanaman di sekelilingnya.

Mini little green canyon ala bogor, nampaknya memang pantas untuk disandingkan dengan tempat yang sangat cocok untuk aktifitas bodyrafting.

Yang menarik dari tempat ini ialah, bagaimana cara Kita untuk melanjutkan perjalanan menuju ke Curug selanjutnya yakni Curug Leuwi Liyet.

Berbeda dengan Curug Barong & juga Leuwi Cipet yang masih menggunakan jalur setapak sebagaimana Curug pada umumnya, untuk dapat menuju Leuwi Liyet, Kita perlu berbasah ria karena akses satu-satunya hanya dengan mengarungi aliran sungai dari Leuwi Cipet.

Namun tentunya jangan mengarungi di bagian tengah, cukup berpegangan pada tebing dibebatuan maupun akar-akar & teliti dalam mencari pijakan untuk dapat memanjat menuju tebing.

Hal ini tentunya untuk mengurangi resiko terbawa arus & tenggelam, karena batasnya sendiri bisa mencapai leher bagi orang dewasa tergantung seberapa tinggi tubuh Kita.

Di penghujung aliran sungai ini sendiri, Kita masih akan berbasah ria dengan menyebrangi sungai dengan debit air yang dapat dikategorikan cukup deras di bagian kiri.

Tak jauh dari sungai tersebut, Kita akan menemukan sebuah tebing berbentuk U.
Disekeliling tebing yang tak seberapa tinggi ini, Kita juga akan menemukan pepohonan rindang sebagai penghias kolam yang sangat jernih berwarna tosca dengan air terjun di ujungnya.

Bagi yang ingin berenang maupun melompat dari tebingan, ada baiknya memperhatikan kemampuan berenang karena kedalamannya mencapai 3 meter.

Meski sempat longsor & ditutup pada 2016 akibat memakan korban kecelakaan yang tertimpa batuan, namun kini Leuwi Hejo telah tertata rapih & mengedepankan keselamatan wisatawan dengan ketersediaan Tim SAR di Lapangan.

Terbukti dari semakin banyaknya pengunjung & event yang diadakan ditempat ini seperti yang belum lama di adakan oleh komunitas Gowes.
Ini tempat ternyaman untuk melarikan diri dari penatnya ibukota

 

Fasilitas Yang Ada

Meski merupakan wana wisata alam yang dikelola secara swadaya oleh kelompok masyarakat, namun kebersihan & keamanannya patut di acungi jempol.

Fasilitas yang tersedia mulai dari tempat parkir yang luas & dilengkapi dengan penitipan helm, warung makan dengan saung-saung yang dapat Kita pergunakan untuk makan seraya beristirahat.
Serta MCK untuk Kita bilas selepas bermain air & juga mengganti baju, hingga ketersediaan tim SAR di area untuk membantu pengunjung.

 

Harga Tiket Masuk

Untuk htm terbaru 2019 dari Curug Leuwi Hejo sendiri, dikenakan 2x penarikan retribusi yakni 15 ribuan per orangnya pada pos masuk pertama & 5 ribuan untuk tarif pada pos kedua.

Biaya tersebut diperuntukan untuk pemeliharaan & operasional LMDH selaku pengelola, sementara penarikan kedua untuk pembangunan Desa.

Bagi Kita yang ingin berkunjung ke Curug Leuwi Hejo namun belum tahu hari & jam berapa dibuka & tutupnya, menurut info yang kami dapat Kita bisa mulai berkunjung sejak pukul 7 pagi hingga 5 sore WIB.

Sementara ketersediaan tim SAR sendiri berbeda 2 jam dari jam buka, yakni pukul 9 hingga 5 sore WIB & tetap buka setiap hari.

Meski sebenarnya jam berwisata tidak dibatasi, namun ada baiknya untuk segera berkemas bila sudah mendekati jam 5 sore untuk keamanan Kita.
Semua butuh perjuangan untuk sebuah keindahan

 

Rute Menuju Lokasi

Yang mengasyikan dalam berwisata ke Curug Leuwi Hejo, Kita tak akan mendapati kemacetan panjang sebagaimana berwisata ke puncak.

Untuk Kita yang berada di sekitar Jakarta & ingin berangkat ke Curug Leuwi Hejo menggunakan mobil, dapat langsung menggunakan Tol & mengarah ke Jagorawi dengan exit di pintu tol Sentul.

Alamat: Sukamakmur, Cibadak, Bogor, Jawa Barat 16830
Map: Klik Disini
HTM: Rp.20.000 per Orang
Buka Tutup: 07.00-17.00 WIB
Telepon: 0838-1976-6312

Share:

0 Comments