Tempat Wisata Gereja Katedral
Berwisata ke Jakarta memang tidak akan pernah membuat kita merasa bosen, di mana meskipun tidak memiliki wisata alam namun Jakarta memiliki banyak sekali tempat wisata buatan. Mulai dari wisata Edukasi hingga wisata Religi, semuanya bisa anda dapat kan di Ibu kota Indonesia ini. Untuk anda yang merasa bosen dengan wisata yang itu-itu saja, mungkin saja ingin merasakan suasana baru dengan mendatangi wisata religi seperti pergi ke Gejera Katedral.
Untuk warga Jakarta dan sekitarnya pasti tidak asing lagi dengan nama Gereja Katedral. Hal ini karena Gereja Katedral bertempat di jantung Jakarta dan berada persis dengan seberang Masjid Istiqlal ini sebenarnya memiliki nama resmi Gereja Katolik Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga dan merupakan gereja terbesar serta termegah jika dibandingkan dengan gereja Katedral yang ada di kota lain di Indonesia, seperti di ambon, palembang, bandung, bogor, pontianak, semarang, surabaya, denpasar, malang, medan, bali, makasar, manado, samarinda, padang, purwokerto, yogyakarta, ende, timika, serpong, banjarmasin dan karena sangking megahnya bangunan ini sampai terkenal di negara lain seperti roma dan singapore
Gereja Katedral ini dibangun dengan gaya arsitektur neo-gotik ala Eropa, di mana gereja ini diresmikan pada tahun 1901 dan setelah itu gereja ini langsung digunakan untuk perayaan misa secara terbuka bagi seluruh umat Katolik di Jakarta. Untuk anda yang pertama kali pergi ke Gereja Katedral ini, maka kesan ala Eropa adalah satu hal yang akan langsung anda lihat kerena pilar kembar yang dari gereja ini kelihatan dari kejauhan.
Selain itu warna dari gereja ini pun semakin mendukung kesan klasik dan keanggunan bangunan Gereja ini. Sekedar informasi untuk anda, di mana gereja ini merupakan rancangan dari Pastor Antonius Dijkmans dan saat ini Gereja dipimpin oleh Pastor Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo sebagai Uskup Agung Jakarta. Untuk anda yang pertama kali masuk masuk ke dalam Gereja ini, maka suasana tenang dengan nuansa ala Eropa dengan cahaya tidak terlalu benderang dan tidak lupa desain interior yang dimiliki oleh Gereja ini akan membuat kita kagum.
Sejarah Gereja Katedral
Perlu anda ketahui bahwa Gereja Katedral merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang dimiliki oleh Indonesia yang berada di Jakarta. Sebelum menjadi bangunan cagar budaya, Gereja katedral ini memiliki sejarah dan perjuangan yang cukup banyak, baik dalam proses pembangunannya maupun pada saat digunakan.Gereja Katedral pertama kali dibangun ketika Paus Pius VII di angkat menjadi pastor Nelissen pada tahun 1807 dengan tujuan sebagian preferensi apostik pemerintahan Hindia Belanda. Karena hal tersebutlah mulailah dilakukan sebuah misi untuk pembangunan gereja katolik di kawasan nusantara termasuk pembangunan gereja di Jakarta.
Baru pada tahun 1808, pastor Nelissen bersama pastor Prinsen tiba di Batavia melalui Pelabuhan Pasar Ikan. Kemudian kedua pastor tersebut kemudian bertemu dengan Dokter FCH Assmus, di mana pertemuan tersebut akan membahas mengenai pendirian gereja katolik di Batavia. Setelah mendapat kesepakatan dengan Dokter FCH Assum, di tahun yang sama Pastor Nelissen mendapatkan pinjaman sebuah rumah bambu yang beralamat di pojok barat daya Buffelvelt yang sekarang telah dijadikan gedung departemen agama.
Setelah setahun menggunakan pinjaman tersebut, umat katolik yang ada di Batavia mendapatkan sebuah pemberian tanah yang berlokasi di sebelah Lapangan Banteng timur. di mana rencananya sebidang tanah tersebut nantinya akan digunakan untuk membangun sebuah Gereja pengganti rumah bambu. Namun dikarenakan tidak adanya dana, membuat pembangunan gereja yang sudah dicanangkan tersebut tidak bisa dilaksanakan.
Karena alasan tersebutlah untuk mengupayakan untuk bisa melaksanakan pembangunan tersebut, maka pengurus gereja pun mengajukan permintaan kepada pemerintah Batavia supaya mereka memberikan sebuah bangunan kecil untuk dijadikan gereja Katolik. Di mana permohonan tersebutpun akhirnya dikabulkan dengan memberikan sebuah bangunan yang berlokasi di jalan Kenanga di kawasan Senen. Bangunan yang diserahkan tersebut merupakan milik Gubernemen, di mana bangunan tersebut ada sejak 1770 yang dibangun oleh Cornelis Casteleijn dalam pengawasan Gubernur Van Der Parra.
Namun bangunan gereja katolik ini tidak berlangsung lama, hal ini karena pada 1826 terjadi kebakaran hebat yang mengakibatkan banyak bagian bangunan yang rusak karena kebakaran. Namun karena tanah tersebut merupakan miliki orang lain, akhirnya bangunan yang rusak akibat kebakaran tersebut dibiarkan tidak di renovasi.
Setelah mendapatkan sebuah bangunan baru, namun tidak berlangsung lama coba kembali datang. Di mana pada tahun 1980 bangunan gereja Katedral ambruk dan kejadian itu terjadi tepat tiga hari setelah paskah. Setelah ambruknya bangunan tersebut, akhirnya satu tahun kemudian dilakukan renovasi tahap kedua dan pada renovasi tahap kedua ini membutuhkan waktu kurang lebih 10 tahun lamanya, hal ini karena pada proses pembangunan sempat terjadi masalah.
Gereja Katedral ini merupakan gereja Katolik pertama yang dibangun di Batavia dan merupakan hasil dari sumbangan Gubernur Batavia saat itu yakni Jenderal Herman Willem Daendles.Gereja Katedral ini mulai dibangun pada tahun 1810 oleh Komisaris Jenderal Leonardus Petrus Josephus Burggraaf Du Bus de Gisignies, di mana pada saat itu Leonardus Petrus telah berjuang keras dan berjasa untuk mengusahakan mendirikan gereja di sudut Watetloopin di tempat yang baru.
Setelah berhasil dan selesai di bangun, Gereja Katedral ini pertama kali ada seorang Uskup di Tabis dalam Gereja Katedral yaitu Mgr Antonius van Velsen SJ yang telah di tahbis pada tahun Tahun 1924. pada tahun yang tidak lama dari tahbis tersebut, terdapat sidang pertama Majelis Agung Waligereja Indonesia yang kini bernama Konferensi Waligereja Indonesia yang dilakukan di dalam Gereja Katedral.
Daya Tarik Gereja Katedral
Untuk anda yang berencana berwisata ke Gereja Katedral maka tidak sulit ini menemukan bangunan gereja ini. Hal ini karena ketika anda melintas di jalan Lapangan Banten, maka bangunan ini akan tampak menonjol jika di bandingkan dengan bangunan lain yang ada di sekitarnya.Bangunan gereja ini memiliki gaya arsitektur neo-gotik yang populer di Eropa tempo dulu. Jika di lihat dari pinggir jalan, bangunan ini tampak indah dan mewah meskipun desain yang digunakan terlihat kuno. Hal ini karena bangunan sangat mirip dengan bangunan gereja yang berada di Eropa, roma khususnya. Meskipun Gereja Katedral ini sudah ada lebih dari 100 tahun yang lalu, namun bangunan ini masih bisa berdiri kokoh dan megah karana mendapatkan perawatan rutin.- Keindahan Ekterior Gereja Katedral
Namun sebelum anda memasuki bangun Gereja Katedral ini, cobalah lihat pada bagian atas bangunannya. Maka anda akan melihat keindahan 3 buah menara yang berdiri kokoh, di mana ketiga menara tersebut memiliki nama, yaitu Menara Gading (Tower of Ivory) yang letaknya di sebelah selatan, Menara Benteng Daud (Fort of David) yang letaknya di sebelah utara yang hingga saat ini masih memiliki jam yang masih berfungsi, dan satu lagi menara yang memiliki bentuk salib dengan nama Menara Malaikat Tuhan (The Angelus Dei Tower). adanya tiga menara tersebut tidak hanya untuk memperindah bangun Gereja Katedral saja, namun ketiga menara tersebut memiliki arti tersendiri. Yang pertama Menara Gading yang melambangkan keperawanan Maria dan Menara Benteng Daud yang melambangkan Maria sebagai perlindungan terhadap kuasa-kuasa kegelapan.
Lokasi: Jl. Katedral No.7B, Ps. Baru, Sawah Besar, Kota JKT Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10710
Map: KlikDisini
HTM: Free
Buka/Tutup: 10.00-12.00
Telepon: (021) 3519186
Tags:
Tempat Wisata
0 Comments