Tempat Wisata Monkey Forest, Ubud'
Di Indonesia ada banyak tempat yang dijadikan tempat asik dan seru untuk dijadikan sasaran liburan untuk kita yang sedang penat dengan kegiatan kita sehari-hari. Nah, buat kalian semua pecinta liburan, ada tempat yang harus kalian datangin sebelum kalian liburan jauh-jauh ke luar negeri yang pricenya ngga murah kan bro and sis, laen kalo bro and sis anak konglomerat. Tempat ini adalah tempat di Bali, siapa yang tidak kenal dengan kota para turis ini.
Bali itu kota wisata, dimana banyak banget orang-orang datang datang dari luar negeri buat merasakan liburan di Bali. Nah buat kita orang Indonesia sendiri, sudah pernah belum datang ke Bali dan explore daerah Bali? Buat kalian yang belum pernah merasakan atau bahkan datang ke Bali, saya mau bahas satu tempat di Bali yang mungkin bakal jadi rekomendasi kalian nanti buat liburan di Bali nanti.
Hutan para Kera Ekor Panjang yang di jadikan tempat Wisata
Nah buat kamu yang suka dengan sesuatu yang hijau dan juga terlihat indah serta terasa naturenya, Bali punya salah satu tempat vacation yang namanya Ubud Monkey Forest. Kenapa di sebut Ubud Monkey Forest? Jadi nama Ubud Monkey Forest ini adalah bahasa internasionalnya bro and sis. Buat orang Bali sendiri mereka menyebutnya dengan sebutan Mandala Wisata Wenara Wana atau disebut juga Hutan Monyet Ubud.
Kenapa bisa disebut dengan hutan monyet? Karena di dalam Wenara Wana atau Ubud Monkey Forest adalah hutan tempat perlindungan untuk para kera/monyet yang dilindungi dan banyak juga jenis pepohanan yang di tanami di lokasi Ubud Monkey Forest ini bro and sis. Sehingga para pengunjung yang datang dapat merasakan keindahan serta ke aslian alam yang masih terjaga di Ubud Monkey Forest ini.
Karena keaslian yang di jaga dengan baik sehingga pengunjung merasakan kedeketan dengan para kera/ monyet bali ini tanpa ada pagar yang menahan mereka. Namun para bro and sis sekalian harus mematuhi beberapa peraturan mengenai perawatan serta pemeliharaan kera disana. Karena menurut orang Bali kera yang ada di dalam Ubud Monkey Forest ini adalah binatang yang harus di jaga.
Tidak jarang juga rakyat Bali mengadakan acara adat ataupun keagamaan di dalam Ubud Monkey Forest tersebut, karena ada banyaknya candi serta gapura di sana. Dan semua monyet disana dianggap hewat keramat yang disucikan serta bagaimana pun juga para wisatawan yang datang harus menjaga kelestarian serta menjaga segala bentuk binatang yang ada di dalam Ubud Monkey Forest tersebut.
Sacred Temple & Sang Ekor Panjang Penghuni Ubud Monkey Forest
Menurut pemerintah Bali perkiraan mereka mengenai kera ataumonyet yang sekarang berkembang biak di dalam Ubud Monkey Forest ini adalah kisaran 340 ekor kera atau monyet yang berjenis monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) menurut pengelompokannya jika di pisah menurut jenis kelamin serta umur para monyet atau kera ini adalah 32 jantan dewasa, 19 jantan muda, 77 betina dewasa, 122 remaja dan 54 bayi.
Jadi bro and sis sekalian letak atau alamat dari Ubud Monkey Forest ini adalah di Jl. Monkey Forest, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali 80571. Jadi lokasinya itu karena berdekatan dengan Padangtegal, karena itu pemerintah lokal dari kabupaten Padangtegal mengelola hutan tersebut berserta monyet atau kera didalamnya. Sehingga tempat tersebut dinobatkan sebagai tempat yang suci karena di dalam Ubud Monkey Forest tersebut sering digunakan dalam kegiatan ibadah kremasi.
Sehingga dikatakan oleh pihak Bali kepengurusan serta pemeliharaan dalam Ubud Monkey Forest di berikan kepada anggota dewan desa Padangtegal dikarenakan masih masuk ke dalam lokasi desa Padangtegal tersebut. Dan hal terpenting yang harus bro and sis harus tahu bahwa di dalam Ubud Monkey Forest terdapat sebuah Candi untuk beribadah para penduduk Bali.
Secred Temple di Dalam Ubud Monkey Forest
Di dalam Ubud Monkey Forest tersebut juga masih ada terdapat beberapa Candi yang menjadi simbol mengenai pengkremasian yang sering di adakan umat beragama Hindu untuk acara keagamaan mereka di dalam Ubud Monkey Forest. Candi- candi yang bisa kita lihat dan pelajari serta dapat kita jadikan bukti sejarah yang masih tersisa, atau biasa di katakan situs pra sejarah ada di dalam Ubud Monkey forest.
Candi tersebut mempunyai nama yang di sebut Candi Pura Dalem Agung Padangtegal yang digunakan sebagai berbagai perkamen ibadah orang Bali. Candi tersebut di katakan sebagai “Sumber Kesucian” dari candi-candi lain yang berada di lokasi tersebut. Sehingga Yayasan Wenara Wana Padangtegal bertanggung jawab dalam mengelola tempat ini sekaligus menjaga integritas kesucian dari Candi Pura Dalem Agung Padangtegal ini dan mempromosikan candi tersebut sebagai situs keramat.
Dan bagaimana pun juga Ubud Monkey Forest adalah tempat peribadatan umat Bali serta sebagai tempat wisata yang sangat seru untuk di nikmati bersama keluarga serta para kerabat bro and sis. Dikarenakan perlihal yang sudah jelas bahwa alam di dalam Ubud Monkey Forest bahwa monyet atau kera bali sebai icon penting dalam peran hutan ini, sebagai objek wisata dan juga sebagai mahluk suci atau keramat dan sebagai simbol penting untuk para Orang Bali yang mayoritas beragama Hindu.
Beberapa candi yang ada di dalam Ubud Monkey Forest itu sendiri yang sampai sekarang ini masih di pakai oleh masyarakat Bali yang beragama Hindu. Candi yang bisa dikatakan sebagai kuil atau tempat bersemayamnya orang mati jika dalam agama Hindu mereka di krekamasi seperti Pura Puseh (Kuil Asal) dan juga Pura Desa (Desa Candi) yang sebagai pendedikasian untuk Dewa Siwa yang di yakini oleh agama Hindu sebagai penghakiman untuk orang mati.
Ubud Monkey Forest ini bisa dikatakan sangat luas karena berada di tanah seluas 27 hektar tanah yang banyak sekali hutan, serta jalan yang berkelok-kelok atau bias dibilang road of nature yang sangat bagus untuk dijadikan tracking bagi penggila tracking karena tracking dijalanan yang sudah rapi namun sekeliling hutan yang sangat luas dan indah, tidak lupa para monyet atau kera bali yang akan menenmani setiap perjalanan tracking anda.
Dan seperti yang kita tahu bahwa dalam hutan yang seluas 27 hektar ini ada banyak jenis pohon yang jenisnya lebih dari 80 jenis phon yang berbeda-beda yang di tanam untuk pelestarian alam serta digunakan sebagai fungsi lain yaitu sebagai tempat berlindungnya para hewan kecil seperti sejumlah burung yang membuat sarangnya dan juga kadal serta tupai dan rusa selain monyet atau kera ekor panjang yang menghuni Ubud Monkey Forest.
Dan untuk bro and sis yang mau memberi makan langsung para hewan tersebut, village lokal menjual pisang dengan cost yang terjangkau untuk para wisatawan di dekat pintu masuk untuk memberi makan langsung para monyet ekor panjang tersebut. Namun bagi para bro and sis harus ingat bahwa kera ekor panjang ini adalah hewan liar yang tidak diketahui serta di tebak tingkahnya. Jadi bagi para bro and sis yang mungkin merasa takut digigit atau merasa takut nanti terkena bite atau gigitan yang menyebabkan rabies atau orang jerman mengatakan dalam bahasanya tollwut, bro and sis bisa melihat saja bagaimana para penjaga memberi makan langsung para kera ekor panjang tersebut.
Dan sedikit info lagi nih buat para bro and sis yang mau tahu mengenai situs atau candi-candi tersebut silahkan bro and sis kepoin orang-orang asli yang mengurus Ubud Monkey Forest tersebut. Karena beberapa peneliti yang ada di luar atau pun dalam negeri banyak yang tertarik untuk menyelidik mengenai candi-candi yang ada tersebut. Beberapa dari para ilmuwan mengatakan bahwa candi itu sudah ada sekitar abad ke – 13, namun in the facts real is beberapa dari candi tersebut sudah direnovasi berkali-kali selama bertahun-tahun. Sehingga beberapa artefak lama atau bangunan lama dari candi-candi tersebut sudah tercampur menjadi satu dengan bangunan yang sudah direnovasi.
Dan juga nih bro and sis di dalam Ubud Monkey ada tempat suci yang bernama Lingga Yoni yang menurut umat beragama Hindu sebagai simbol dari alat kelamin laki-laki dan alat kelamin perempuan yang menggambarkan kesuburan dan itu sudah menjadi tempat suci yang berada di dalam kuil selama ratusan tahun. Serta ada lagi ruang suci yang digambarkan sebagai sebuah pura mandi yang letaknya di sepanjang sungai yang membentang melalui hutan dari Ubud Monkey Forest.
Jadi bro and sis itu lah gambaran dari taman alam yang di berikan oleh Bali, bisa ngebayangin kan bro and sis gmn rasanya ditengah-tengah hutan luas perlindungan satwa monyet atau kera ekor panjang serta masih banyak lagi penghuni dari Ubud Monkey Forest.
Semua ini yang bisa bro and sis liat langsung jika berkunjung kesana dan mencoba sendiri bagaimana melihat para hewan serta candi yang merupakan situs sejarah tersebut, nah itu adalah perkenalan atau bahasa bulenya opening tour dari saya mengenai gambaran alam di Ubud Monkey Forest.
Reviews Ubud Monkey Forest from Tourist
Seperti yang pernah di ulas dalam sebuah website di tripadvisor yang memberikan istilah dan hasil reviewnya mengenai kisah atau tripnya ketika mereka berjalan-jalan ke Ubud Monkey Forest ini “mooi maar gevaarlijk ( indah namun berbahaya)”. Dalam ulasannya tersebut dia mengatakan bahwa tempat itu ( Ubud Monkey Forest ) adalah tempat terindah dan juga dia sempat mengatakan candaan bahwa orang yang pergi kesana adalah pencinta monyet atau kera.
Dan dalam ulasan tersebut dia mengatakan bahwa keindahan Ubud Monkey Forest berkurang ketika sewaktu itu dia berjalan-jalan dalam tournya di Ubud Monkey Forest ini dia melihat ada yang terkena gigitan dari kera/ monyet ekor panjang. Kejadian tersebut menyebabkan orang yang terkna gigitan tersebut harus di antisipasi dengan suntikan vaksin anti rabies dan harus di bawa pulang kembali ke Belanda.
Dan dalam ulasannya selain mengenai hal yang mengkhawatirkan bule dari Belanda ini juga mengatakan jika pemandangan dalam Ubud Monkey Forest tersebut sangat menakjubkan dan juga disana taman-taman yang sangat indah. Dan dia juga sempat mengatakan banhwa kuil dan sungai disana sangatlah indah.
Dan dalam tulisan tersebut banyak reviews dari para Bule dari belanda yang melakukan trip perjalanan kesana, banyak yang mengatakan jika barang-barang yang di bawa harus selalu di perhatikan agar barang tersebut tidak hilang karena monyet-monyet ekor panjag akan mengambilnya karena mereka adalah hewan liar.
Banyak juga dari para turis yang datang ke Ubud Monkey Forest, bukan hanya dari Belanda saja memang mengkhawatirkan mengenai para kera yang berlarian dan juga bertingkah semaunya di karena kan mereka adalah hewan suci menurut orang Bali yang beragama Hindu. Sehingga jikalau para bule tersebut mengatakan Ubud Monkey Fores akan indah jika tanpa kera-kera ekor panjang, mereka salah besar, karena keindahan Ubud Monkey Forest dan juga candi-candi serta sacred temple akan menjadi sempurna dengan kedatangan keluarga monyet ekor panjang ini di didalamnya.
Nah kali ini saya juga mau mengutip komentar dari beberapa turis yang datang dari Jerman. Kebanyakan dari mereka mengkhawatirkan kera ekor panjang yang masih liar dan belum ada sama sekali mengenai penanganan suntik rabiesnya atau dalam bahasa local mereka rabies itu artinya toolwut.
Berikut adalah ulasannya ; Hutan monyet Ubud sangat kami sukai sehingga kami harus memberikan tambahan hari dalam liburan kami. Tentunya sebagian besar pernah mendengar tentang Hutan di Bali ini, ya…. Ubud Monkey Forest : Monyet kecil dan imut berpose untuk para pengunjung di depan pemandangan yang indah untuk koleksi foto liburan yang terbaik, mereka dapat kita beri makan, bermain-main dan mereka sangat suka menggoda kami para turis.
Entah bagaimana Ubud Monkey Forest ini benar-benar menakjubkan, hingga membuat semua orang dari Negara saya yang berkunjung bertanya-tanya apa yang tidak bisa terjadi di kuil ini. Padahal Ubud Monkey Forest ini bukanlah kebun binatang, tapi disini adalah tempat yang sangat religius untuk orang beragama Hindu, dimana orang harus menunjukkan rasa hormat yang sangat diperlukan untuk saling menghargai keyakinan agama tersebut. Monyet-monyet yang ada di Ubud Monkey Forest sebagian juga tidaklah berbahaya, malah kenyataannya ketika anda berada disini reaalitanya seindah yang mereka lihat.
Di dalam Ubud Monkey Forest banyak papan pemberitahuan yang bertuliskan peraturan serta pengamanan diri sendiri serta pengenalan mengenai candi yang terpampang jelas ada di papan tulis, dan disana mengakatan bahwa kawasan itu adalah komplek candi Hindu yang sangat penting bagi masyarakat. Dengan demikian, seseorang akan menemukan banyak turis di sini, tapi juga banyak orang yang beragama Hindu yang tengah menjalankan ibadah mereka.
Di dalam Ubud Monkey Forest ada 3 kuil yang konon telah eksis sejak abad ke-14 yang sangat indah (jika tidak salah nama candi tersebut adalah Pura Dalem – Candi yang di gunakan untuk penyembahan Dewa Siwa, Kuil Air Suci, serta Kuil Kremasi). Kuil di “suaka hutan monyet” kami tidak perbolehkan untuk memasukinya, karena sudah ada larangan yang mengatakan jika turis tidak diizinkan masuk karena dianggap sebuah batas suci pada kawasan tersebut & yang di perbolehkan masuk lebih dalam hanyalah bagi penduduk setempat yang sering ditemukan di jubah tradisional.
Lokasi: Jl. Monkey Forest, Ubud, Kab.Gianyar, Bali 80571
Map: Klik Disini
HTM: Rp. 50.000/Dewasa, Rp. 40.000/Anak
Buka/Tutup: 08.30-18.00 Wita
Telepon: (0361)-971-304
Bali itu kota wisata, dimana banyak banget orang-orang datang datang dari luar negeri buat merasakan liburan di Bali. Nah buat kita orang Indonesia sendiri, sudah pernah belum datang ke Bali dan explore daerah Bali? Buat kalian yang belum pernah merasakan atau bahkan datang ke Bali, saya mau bahas satu tempat di Bali yang mungkin bakal jadi rekomendasi kalian nanti buat liburan di Bali nanti.
Hutan para Kera Ekor Panjang yang di jadikan tempat Wisata
Nah buat kamu yang suka dengan sesuatu yang hijau dan juga terlihat indah serta terasa naturenya, Bali punya salah satu tempat vacation yang namanya Ubud Monkey Forest. Kenapa di sebut Ubud Monkey Forest? Jadi nama Ubud Monkey Forest ini adalah bahasa internasionalnya bro and sis. Buat orang Bali sendiri mereka menyebutnya dengan sebutan Mandala Wisata Wenara Wana atau disebut juga Hutan Monyet Ubud.
Kenapa bisa disebut dengan hutan monyet? Karena di dalam Wenara Wana atau Ubud Monkey Forest adalah hutan tempat perlindungan untuk para kera/monyet yang dilindungi dan banyak juga jenis pepohanan yang di tanami di lokasi Ubud Monkey Forest ini bro and sis. Sehingga para pengunjung yang datang dapat merasakan keindahan serta ke aslian alam yang masih terjaga di Ubud Monkey Forest ini.
Karena keaslian yang di jaga dengan baik sehingga pengunjung merasakan kedeketan dengan para kera/ monyet bali ini tanpa ada pagar yang menahan mereka. Namun para bro and sis sekalian harus mematuhi beberapa peraturan mengenai perawatan serta pemeliharaan kera disana. Karena menurut orang Bali kera yang ada di dalam Ubud Monkey Forest ini adalah binatang yang harus di jaga.
Tidak jarang juga rakyat Bali mengadakan acara adat ataupun keagamaan di dalam Ubud Monkey Forest tersebut, karena ada banyaknya candi serta gapura di sana. Dan semua monyet disana dianggap hewat keramat yang disucikan serta bagaimana pun juga para wisatawan yang datang harus menjaga kelestarian serta menjaga segala bentuk binatang yang ada di dalam Ubud Monkey Forest tersebut.
Sacred Temple & Sang Ekor Panjang Penghuni Ubud Monkey Forest
Menurut pemerintah Bali perkiraan mereka mengenai kera ataumonyet yang sekarang berkembang biak di dalam Ubud Monkey Forest ini adalah kisaran 340 ekor kera atau monyet yang berjenis monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) menurut pengelompokannya jika di pisah menurut jenis kelamin serta umur para monyet atau kera ini adalah 32 jantan dewasa, 19 jantan muda, 77 betina dewasa, 122 remaja dan 54 bayi.
Jadi bro and sis sekalian letak atau alamat dari Ubud Monkey Forest ini adalah di Jl. Monkey Forest, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali 80571. Jadi lokasinya itu karena berdekatan dengan Padangtegal, karena itu pemerintah lokal dari kabupaten Padangtegal mengelola hutan tersebut berserta monyet atau kera didalamnya. Sehingga tempat tersebut dinobatkan sebagai tempat yang suci karena di dalam Ubud Monkey Forest tersebut sering digunakan dalam kegiatan ibadah kremasi.
Sehingga dikatakan oleh pihak Bali kepengurusan serta pemeliharaan dalam Ubud Monkey Forest di berikan kepada anggota dewan desa Padangtegal dikarenakan masih masuk ke dalam lokasi desa Padangtegal tersebut. Dan hal terpenting yang harus bro and sis harus tahu bahwa di dalam Ubud Monkey Forest terdapat sebuah Candi untuk beribadah para penduduk Bali.
Secred Temple di Dalam Ubud Monkey Forest
Di dalam Ubud Monkey Forest tersebut juga masih ada terdapat beberapa Candi yang menjadi simbol mengenai pengkremasian yang sering di adakan umat beragama Hindu untuk acara keagamaan mereka di dalam Ubud Monkey Forest. Candi- candi yang bisa kita lihat dan pelajari serta dapat kita jadikan bukti sejarah yang masih tersisa, atau biasa di katakan situs pra sejarah ada di dalam Ubud Monkey forest.
Candi tersebut mempunyai nama yang di sebut Candi Pura Dalem Agung Padangtegal yang digunakan sebagai berbagai perkamen ibadah orang Bali. Candi tersebut di katakan sebagai “Sumber Kesucian” dari candi-candi lain yang berada di lokasi tersebut. Sehingga Yayasan Wenara Wana Padangtegal bertanggung jawab dalam mengelola tempat ini sekaligus menjaga integritas kesucian dari Candi Pura Dalem Agung Padangtegal ini dan mempromosikan candi tersebut sebagai situs keramat.
Dan bagaimana pun juga Ubud Monkey Forest adalah tempat peribadatan umat Bali serta sebagai tempat wisata yang sangat seru untuk di nikmati bersama keluarga serta para kerabat bro and sis. Dikarenakan perlihal yang sudah jelas bahwa alam di dalam Ubud Monkey Forest bahwa monyet atau kera bali sebai icon penting dalam peran hutan ini, sebagai objek wisata dan juga sebagai mahluk suci atau keramat dan sebagai simbol penting untuk para Orang Bali yang mayoritas beragama Hindu.
Beberapa candi yang ada di dalam Ubud Monkey Forest itu sendiri yang sampai sekarang ini masih di pakai oleh masyarakat Bali yang beragama Hindu. Candi yang bisa dikatakan sebagai kuil atau tempat bersemayamnya orang mati jika dalam agama Hindu mereka di krekamasi seperti Pura Puseh (Kuil Asal) dan juga Pura Desa (Desa Candi) yang sebagai pendedikasian untuk Dewa Siwa yang di yakini oleh agama Hindu sebagai penghakiman untuk orang mati.
Ubud Monkey Forest ini bisa dikatakan sangat luas karena berada di tanah seluas 27 hektar tanah yang banyak sekali hutan, serta jalan yang berkelok-kelok atau bias dibilang road of nature yang sangat bagus untuk dijadikan tracking bagi penggila tracking karena tracking dijalanan yang sudah rapi namun sekeliling hutan yang sangat luas dan indah, tidak lupa para monyet atau kera bali yang akan menenmani setiap perjalanan tracking anda.
Dan seperti yang kita tahu bahwa dalam hutan yang seluas 27 hektar ini ada banyak jenis pohon yang jenisnya lebih dari 80 jenis phon yang berbeda-beda yang di tanam untuk pelestarian alam serta digunakan sebagai fungsi lain yaitu sebagai tempat berlindungnya para hewan kecil seperti sejumlah burung yang membuat sarangnya dan juga kadal serta tupai dan rusa selain monyet atau kera ekor panjang yang menghuni Ubud Monkey Forest.
Dan untuk bro and sis yang mau memberi makan langsung para hewan tersebut, village lokal menjual pisang dengan cost yang terjangkau untuk para wisatawan di dekat pintu masuk untuk memberi makan langsung para monyet ekor panjang tersebut. Namun bagi para bro and sis harus ingat bahwa kera ekor panjang ini adalah hewan liar yang tidak diketahui serta di tebak tingkahnya. Jadi bagi para bro and sis yang mungkin merasa takut digigit atau merasa takut nanti terkena bite atau gigitan yang menyebabkan rabies atau orang jerman mengatakan dalam bahasanya tollwut, bro and sis bisa melihat saja bagaimana para penjaga memberi makan langsung para kera ekor panjang tersebut.
Dan sedikit info lagi nih buat para bro and sis yang mau tahu mengenai situs atau candi-candi tersebut silahkan bro and sis kepoin orang-orang asli yang mengurus Ubud Monkey Forest tersebut. Karena beberapa peneliti yang ada di luar atau pun dalam negeri banyak yang tertarik untuk menyelidik mengenai candi-candi yang ada tersebut. Beberapa dari para ilmuwan mengatakan bahwa candi itu sudah ada sekitar abad ke – 13, namun in the facts real is beberapa dari candi tersebut sudah direnovasi berkali-kali selama bertahun-tahun. Sehingga beberapa artefak lama atau bangunan lama dari candi-candi tersebut sudah tercampur menjadi satu dengan bangunan yang sudah direnovasi.
Dan juga nih bro and sis di dalam Ubud Monkey ada tempat suci yang bernama Lingga Yoni yang menurut umat beragama Hindu sebagai simbol dari alat kelamin laki-laki dan alat kelamin perempuan yang menggambarkan kesuburan dan itu sudah menjadi tempat suci yang berada di dalam kuil selama ratusan tahun. Serta ada lagi ruang suci yang digambarkan sebagai sebuah pura mandi yang letaknya di sepanjang sungai yang membentang melalui hutan dari Ubud Monkey Forest.
Jadi bro and sis itu lah gambaran dari taman alam yang di berikan oleh Bali, bisa ngebayangin kan bro and sis gmn rasanya ditengah-tengah hutan luas perlindungan satwa monyet atau kera ekor panjang serta masih banyak lagi penghuni dari Ubud Monkey Forest.
Semua ini yang bisa bro and sis liat langsung jika berkunjung kesana dan mencoba sendiri bagaimana melihat para hewan serta candi yang merupakan situs sejarah tersebut, nah itu adalah perkenalan atau bahasa bulenya opening tour dari saya mengenai gambaran alam di Ubud Monkey Forest.
Reviews Ubud Monkey Forest from Tourist
Seperti yang pernah di ulas dalam sebuah website di tripadvisor yang memberikan istilah dan hasil reviewnya mengenai kisah atau tripnya ketika mereka berjalan-jalan ke Ubud Monkey Forest ini “mooi maar gevaarlijk ( indah namun berbahaya)”. Dalam ulasannya tersebut dia mengatakan bahwa tempat itu ( Ubud Monkey Forest ) adalah tempat terindah dan juga dia sempat mengatakan candaan bahwa orang yang pergi kesana adalah pencinta monyet atau kera.
Dan dalam ulasan tersebut dia mengatakan bahwa keindahan Ubud Monkey Forest berkurang ketika sewaktu itu dia berjalan-jalan dalam tournya di Ubud Monkey Forest ini dia melihat ada yang terkena gigitan dari kera/ monyet ekor panjang. Kejadian tersebut menyebabkan orang yang terkna gigitan tersebut harus di antisipasi dengan suntikan vaksin anti rabies dan harus di bawa pulang kembali ke Belanda.
Dan dalam ulasannya selain mengenai hal yang mengkhawatirkan bule dari Belanda ini juga mengatakan jika pemandangan dalam Ubud Monkey Forest tersebut sangat menakjubkan dan juga disana taman-taman yang sangat indah. Dan dia juga sempat mengatakan banhwa kuil dan sungai disana sangatlah indah.
Dan dalam tulisan tersebut banyak reviews dari para Bule dari belanda yang melakukan trip perjalanan kesana, banyak yang mengatakan jika barang-barang yang di bawa harus selalu di perhatikan agar barang tersebut tidak hilang karena monyet-monyet ekor panjag akan mengambilnya karena mereka adalah hewan liar.
Banyak juga dari para turis yang datang ke Ubud Monkey Forest, bukan hanya dari Belanda saja memang mengkhawatirkan mengenai para kera yang berlarian dan juga bertingkah semaunya di karena kan mereka adalah hewan suci menurut orang Bali yang beragama Hindu. Sehingga jikalau para bule tersebut mengatakan Ubud Monkey Fores akan indah jika tanpa kera-kera ekor panjang, mereka salah besar, karena keindahan Ubud Monkey Forest dan juga candi-candi serta sacred temple akan menjadi sempurna dengan kedatangan keluarga monyet ekor panjang ini di didalamnya.
Nah kali ini saya juga mau mengutip komentar dari beberapa turis yang datang dari Jerman. Kebanyakan dari mereka mengkhawatirkan kera ekor panjang yang masih liar dan belum ada sama sekali mengenai penanganan suntik rabiesnya atau dalam bahasa local mereka rabies itu artinya toolwut.
Berikut adalah ulasannya ; Hutan monyet Ubud sangat kami sukai sehingga kami harus memberikan tambahan hari dalam liburan kami. Tentunya sebagian besar pernah mendengar tentang Hutan di Bali ini, ya…. Ubud Monkey Forest : Monyet kecil dan imut berpose untuk para pengunjung di depan pemandangan yang indah untuk koleksi foto liburan yang terbaik, mereka dapat kita beri makan, bermain-main dan mereka sangat suka menggoda kami para turis.
Entah bagaimana Ubud Monkey Forest ini benar-benar menakjubkan, hingga membuat semua orang dari Negara saya yang berkunjung bertanya-tanya apa yang tidak bisa terjadi di kuil ini. Padahal Ubud Monkey Forest ini bukanlah kebun binatang, tapi disini adalah tempat yang sangat religius untuk orang beragama Hindu, dimana orang harus menunjukkan rasa hormat yang sangat diperlukan untuk saling menghargai keyakinan agama tersebut. Monyet-monyet yang ada di Ubud Monkey Forest sebagian juga tidaklah berbahaya, malah kenyataannya ketika anda berada disini reaalitanya seindah yang mereka lihat.
Di dalam Ubud Monkey Forest banyak papan pemberitahuan yang bertuliskan peraturan serta pengamanan diri sendiri serta pengenalan mengenai candi yang terpampang jelas ada di papan tulis, dan disana mengakatan bahwa kawasan itu adalah komplek candi Hindu yang sangat penting bagi masyarakat. Dengan demikian, seseorang akan menemukan banyak turis di sini, tapi juga banyak orang yang beragama Hindu yang tengah menjalankan ibadah mereka.
Di dalam Ubud Monkey Forest ada 3 kuil yang konon telah eksis sejak abad ke-14 yang sangat indah (jika tidak salah nama candi tersebut adalah Pura Dalem – Candi yang di gunakan untuk penyembahan Dewa Siwa, Kuil Air Suci, serta Kuil Kremasi). Kuil di “suaka hutan monyet” kami tidak perbolehkan untuk memasukinya, karena sudah ada larangan yang mengatakan jika turis tidak diizinkan masuk karena dianggap sebuah batas suci pada kawasan tersebut & yang di perbolehkan masuk lebih dalam hanyalah bagi penduduk setempat yang sering ditemukan di jubah tradisional.
Lokasi: Jl. Monkey Forest, Ubud, Kab.Gianyar, Bali 80571
Map: Klik Disini
HTM: Rp. 50.000/Dewasa, Rp. 40.000/Anak
Buka/Tutup: 08.30-18.00 Wita
Telepon: (0361)-971-304
Tags:
Tempat Wisata
0 Comments