Tempat Wisata Museum Satria Mandala
Museum adalah sebuah tempat dimana semua pengetahuan tentang sejarah masa lalu bisa dilihat dan dipelajari oleh generasi selanjutnya. Negara kita memiliki banyak sekali tempat untuk mengabadikan sejarah dan terdapat lebih dari 400 museum yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara. Setiap museum memiliki tema berbeda-beda dan menyimpan benda-benda sejarah yang berharga sebagai sarana pembelajaran bagi masyarakat.
Salah satu tempat unik dan sangat mendidik adalah Museum Satria Mandala yang memiliki koleksi gambar dan foto tentang perjuangan kemerdekaan negara Indonesia. Di museum ini terdapat benda peninggalan zaman perang yang sangat lengkap seperti senjata ringan dan berat, pesawat tempur, mobil, tank, kapal serta alat perang lainnya.
Selain itu, banyak juga diorama atau replika tentang kejadian beberapa peperangan pada masa kemerdekaan seperti Palagan Ambarawa, Pertempuran 10 Nopember di Surabaya, Bandung Lautan Api serta peperangan lainnya. Ada sebuah diorama yang paling penting, yaitu replika pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.
Tentu saja masih banyak lagi koleksi pengetahuan tentang sejarah bangsa Indonesia ketika berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan dari tangan penjajah. Ketika berkunjung ke Museum ini, kita seperti memasuki zaman dimana negara ini bisa merdeka dengan segenap perjuangan para pahlawan. Selain melalui museum, ada salah satu cara untuk mengabadikan tentang sejarah melalui internet, yaitu menuliskannya pada situs Wikipedia dengan mendaftar menggunakan email.
Sejarah Museum Satria Mandala
Secara geografis, museum ini dibangun dalam area tanah seluas 56.670 meter persegi dan sangat strategis karena terletak di pusat kota Jakarta. Alamat lengkapnya berada di jalan Gatot Subroto no.14, Jakarta Selatan dan lokasi museum mudah dikunjungi wisatawan karena banyak sekali akses kendaraan umum yang melewati jalan tersebut.
Transportasi umum yang bisa digunakan adalah bus Trans Jakarta jurusan Grogol dan Kopaja jurusan Cawang-Grogol yang melintasi depan museum tersebut. Letak museum memang mudah ditemukan dan bisa dicari melalui Google Map. Selain itu, berada dikawasan yang ramai dan mudah di lewati kendaraan karena berada di kawasan jalur ring road Grogol.
Pada mulanya tanah museum tersebut adalah rumah kediaman ibu negara Ratna Sari Dewi, istri presiden pertama Republik Indonesia yaitu Ir.Sukarno. Selain itu, rumah tersebut merupakan tempat persemayaman terakhir Presiden Sukarno sebelum dikebumikan di kota Blitar sehingga memiliki nilai sejarah yang tinggi bagi bangsa Indonesia.
Museum ini dibangun pada tahun 1971 dan mulai diresmikan Presiden Suharto pada tahun 1972 sekaligus memberikan nama, yaitu Museum Satria Mandala. Nama tersebut diambil dari bahasa Sansekerta yang memiliki arti “Lingkungan Keramat Para Ksatria”. Hal ini memang tepat sekali karena dalam bangunan tersebut banyak sekali nama para pahlawan yang berjiwa Ksatria dan ikut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Koleksi-Koleksi Museum Satria Mandala
Memasuki pintu gerbang museum, para pengunjung sudah disambut dengan replika kapal Matjan Tutul yang tenggelam saat pertempuran Arafuru. Pada jalan menuju halaman gedung museum, terdapat dua buah meriam di sisi kanan dan kiri jalan. Pintu masuk gedung terbuat dari kayu yang berwarna hitam dengan ukiran bunga yang sangat indah.
Di dalam museum, para pengunjung akan langsung melihat replika isi teks proklamasi 1945 berukuran raksasa sebesar dinding yang menghadap pintu masuk. Replika tersebut adalah teks proklamasi kemerdekaan yang sudah diketik dan dibacakan presiden Sukarno. Sedangkan dibawahnya ada gambar teks proklamasi berukuran sekitar 12R yang masih dalam bentuk konsep, hasil tulisan tangan bapak proklamator sendiri.
Disebelah kiri pintu masuk, ada foto-foto para pejabat pemerintah yang pernah menjadi wakil presiden Indonesia. Sedangkan di sebelahnya ada panji-panji atau bendera Tentara Nasional Indonesia. Pada sebelah kanan pintu masuk, ada beberapa lambang TNI dari angkatan darat, laut dan udara.
Selanjutnya ada diorama tentang pertempuran sengit yang terjadi di kota Surabaya pada tanggal 10 Nopember 1945. Karena pertempuran tersebut memang sangat bersejarah dan menjadi titik balik yang utama ketika mempertahankan kedaulatan RI dari rong-rongan penjajah sehingga tanggal 10 Nopember diperingati sebagai hari Pahlawan Nasional. Di sebelahnya ada koleksi sebuah kaca yang retak karena tertembak peluru dalam pertempuran tersebut.
Kemudian para pengunjung bisa menuju ruang Jenderal Besar Sudirman, salah satu pahlawan perjuangan kemerdekaan serta seorang perwira TNI berpangkat Bintang 5. Di ruangan tersebut ada patung wajah sang Jendral serta replika rumah tempat tinggalnya. Ada beberapa benda milik Jendral Sudirman yang menjadi saksi sejarah, seperti tempat tidur, meja tamu, meja tulis serta lukisan wajah Jendral Sudirman dan benda-benda lainnya.
Selain itu, ada juga beberapa koleksi bintang penghargaan yang diberikan pemerintah Indonesia atas jasa-jasanya dalam mengusir penjajah Belanda. Ada juga jubah kebesaran yang dipakai ketika Jendral Sudirman melakukan perang gerilya. Ada lagi koleksi yang sangat penting yaitu keris dan pedang yang biasa digunakan sebagai senjata pertahanan diri. Salah satu koleksi yang sangat penting yaitu tandu yang membawa Jendral Sudirman ketika beliau sakit, namun berusaha berjuang untuk melakukan perang gerilya.
Secara keseluruhan, jumlah koleksi diorama atau miniatur sekitar 180 duratran diorama. Selain itu ada koleksi foto sebanyak 350 foto dan 13 lukisan. Tersedia juga 26 patung serta 452 tanda pangkat sebagai identitas tingkat perwira yang ada di jajaran TNI.
Sedangkan ruangan bawah tanah dijadikan sebagai gudang senjata, ada koleksi sebanyak 274 pucuk senjata berat dan ringan yang digunakan TNI. Terdapat 15 kendaraan tempur yang pernah digunakan TNI dan Polisi dalam bertugas untuk mengamankan negara. Selain itu, ada koleksi pesawat sebanyak 17 buah, yang terdiri dari pesawat tempur dan pesawat pengangkut atau logistik.
Ruang Diorama 1
Ruang selanjutnya adalah koleksi diorama 1 yang berisi tentang foto-foto presiden Sukarno dan wakil presiden yang sedang membacakan teks proklamasi. Selain itu, ada juga diorama atau miniatur pembacaan teks proklamasi di sebuah rumah jalan Pegangsaan Timur Raya no.56 yang sekarang sudah berubah menjadi jalan Proklamasi. Dibawah diorama tersebut, ada keterangan tentang kronologi sejarah pembacaan proklamasi yang terjadi pada jam 10.00 WIB.
Selain itu, ada diorama lainnya seperti konggres pemuda yang mengadakan rapat untuk membentuk BKR atau Badan Keamanan Rakyat sebagai cikal bakal TNI. Masih banyak gambar ataupun foto yang berhubungan dengan pembentukan TNI. Salah satunya gambar 3 kalimat amanat pembentukan tentara Indonesia 1945 yang di kemukakan oleh 3 orang yang paling penting di Indonesia yaitu Ir. Sukarno, Jendral Sudirman dan Jendral Urip Sumoharjo.
Selanjutnya menuju ruang Jenderal Nasution dan ada kalimat 5 butir Sumpah Prajurit yang berukuran sebesar dinding sebagai pengetahuan kepada masyarakat. Hal ini sebagai bukti bahwa setiap tentara harus memegang sumpah amanat negara. Dibawahnya ada patung wajah Jenderal Besar A.H. Nasution sebagai salah satu tentara yang paling disegani di negara kita, karena telah berhasil meraih pangkat tertinggi dalam ketentaraan yaitu Jenderal besar Bintang 5.
Di sebelah kiri patung, ada baju kebesaran Jenderal Bintang 5 milik sang Jendral sebagai seorang perwira yang patut menjadi teladan setiap anggota TNI. Memang tidak mudah untuk mendapatkan anugerah Bintang 5, karena hal tersebut bisa didapatkan berdasarkan beberapa prestasi yang sangat tinggi. Sampai saat ini, hanya ada 3 orang perwira Indonesia yang sudah mampu menyandang gelar Bintang 5, yaitu Jenderal Sudirman, Jenderal Suharto dan Jenderal Nasution.
Di sebelah baju Jenderal Nasution, ada butir-butir kalimat Sapta Marga yang harus ditaati oleh setiap tentara. Sapta Marga artinya adalah 7 jalan yang harus ditaati oleh setiap perwira yang tergabung dalam Tentara Nasional Indonesia. Di ruangan tersebut banyak sekali koleksi foto-foto Jenderal Nasution sejak masih muda sampai pada masa pensiun.
Banyak sekali prestasi yang telah dicapai Jenderal Nasution sejak zaman merebut kemerdekaan sampai akhir hayatnya. Dia memberikan sumbangan yang besar kepada dunia dengan menulis sebuah buku yang berjudul “ Fundamentals of Guerilla Walfare”. Buku ini berisi tentang teknik dan strategi dalam melakukan perang gerilya dan menjadi rujukan di kalangan militer dari beberapa negara di dunia.
Di sampingnya adalah ruang Jenderal Besar Suharto yang pernah menjadi presiden Republik Indonesia selama 62 tahun. Ada sebuah patung wajah Jendral Suharto dan banyak sekali foto-foto tentang perjalanan hidupnya semasa menjadi perwira TNI sampai menjabat sebagai Presiden Indonesia.
Ada juga seragam kebesaran Jenderal Besar Suharto yang sudah berpangkat Bintang 5 sebagai perwira tertinggi TNI. Di sebelahnya ada lemari kecil tertutup kaca yang berisi buku-buku kisah kehidupan Jendral Suharto. Setidaknya ada 15 buku yang menulis tentang perjalananya sejak menjadi perwira TNI sampai menjadi orang nomor satu di Indonesia.
Ruang Diorama 2
Selanjutnya adalah ruang diorama 2 yang berisi tentang sejarah para pahlawan Indonesia yang berjuang sampai titik darah penghabisan untuk mempertahankan kemerdekaan RI. Ada diorama bentuk seragam tentara di jaman kemerdekaan seperti baju putih, hijau dan hitam dengan celana pendek yang digunakan dalam kesatuan BKR. Selain itu ada juga bentuk baju tentara yang berwarna coklat, yaitu tentara yang berasal kesatuan PETA.
Lokasi: Jl. Jend. Gatot Subroto No.14, RT.6/RW.1, Kuningan Barat, Jakarta 12710
Map: KlikDisini
HTM: Rp.2500/Orang
Buka/Tutup: 09.00-14.30
Telepon: (021) 5227946
Tags:
Tempat Wisata
0 Comments