Tempat Wisata Taman Situ Lembang
Di tengah pesatnya pembangunan gedung-gedung dan perumahan, padatnya lalu lintas serta aktifitas manusia di Jakarta, keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) menjadi kebutuhan mutlak untuk menjaga agar lingkungan tetap sehat, nyaman serta aman dari polusi dan pemanasan global. Sayangnya, pemenuhan RTH yang semestinya sebesar 30% dari luas total wilayah, baru bisa dipenuhi oleh Jakarta sekitar 9,9%. Kondisi itulah yang membuat keberadaan Taman Situ Lembang ibarat oase di tengah padang pasir.
Tidak heran jika taman ini selalu ramai dikunjungi, baik pada saat liburan maupun pada hari-hari biasa. Mereka yang datangpun tidak hanya masyarakat sekitar, tapi juga tidak sedikit yang datang dari jauh untuk dapat menikmati segarnya udara, rindangnya pepohonan dan hijaunya hamparan rerumputan serta indahnya tanaman yang berpadu dengan landskap situ atau danau berhias air mancur di tengah Taman Situ Lembang. Banyaknya pengunjung yang datang dari jauh tersebut bisa dilihat dari mobil-mobil dengan berbagai jenis dan merek yang terparkir tidak jauh dari lokasi taman setiap harinya.
Banyaknya pengunjung yang datang ke lokasi taman setiap harinya, memancing para pedagang untuk berburu rejeki dengan berjualan di sekitar taman. Karena itu tidak sulit bagi pengunjung untuk bisa menyantap berbagai macam menu makanan dan minuman, seperti ketoprak, sate, nasi goreng, gado-gado, nasi syetan, roti bakar, juice dan sebagainya, dengan harga yang cukup ramah di kantong. Para pedagang tersebut berjualan secara keliling dan sebagian dilakukan dengan menggunakan rombong alias tidak membuat bangunan permanen, sehingga tidak mengurangi suasana asri dan nyaman yang menyelimuti taman ini.
Kenyamanan berkunjung dan menikmati rekreasi murah di Taman Situ Lembang semakin lengkap, karena taman yang dikelola oleh Dinas Pertamanan Pemprov DKI Jakarta ini, tidak saja berusaha menghadirkan RTH yang ramah lingkungan tapi juga ramah anak. Untuk itu, di salah satu area yang terdapat di taman tersebut,dilengkapi dengan fasilitas bermain anak-anak, seperti ayunan, seluncuran, jungkat-jungkit serta yang lain. Ratusan burung dara, monyet dan tupai yang sengaja dipelihara, ikut melengkapi kegembiraan anak-anak dan juga pengunjung dewasa kala berada di Taman Situ Lembang.
Mengenal Sekilas Taman Situ Lembang
Kata Lembang yang menjadi identitas taman ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan nama salah satu daerah wisata yang ada di Jawa Barat. Kata Lembang diambil dari nama jalan yang ada di sekeliling taman, yaitu Jalan Lembang. Jalan ini merupakan cabang dari Jalan Imam Bonjol dengan ukuran yang kalah lebar dibanding jalan utama sehingga kerap luput dari perhatian. Begitu juga dengan lokasi taman yang agak masuk ke dalam dan dikeliling perumahan elite Menteng yang jarang dilalui kendaraan umum, membuat Taman Situ Lembang kalah populer dibanding Taman Suropati yang lokasinya masih satu kawasan dengan jarak sekitar 350 meter.Meskipun kalah populer, usia Taman Situ Lembang sebenarnya jauh lebih tua jika dibandingkan dengan Taman Suropati, bahkan dari taman-taman lain yang ada di Jakarta karena taman ini sudah berdiri sejak tahun 1918. Pembangunan taman diawali dengan rencana perluasan Kota Batavia oleh VOC yang tata ruangnya didesain oleh Moojen pada tahun 1911 dengan menjadikan kawasan Niew Gondangdia (Nama daerah Menteng pada saat itu) sebagai sasaran perluasan wilayah. Rencana tersebut kemudian direalisasikan pada tahun 1918 oleh Gemeente Batavia (Pemerintah Kota Batavia) lewat pembangunan perumahan di kawasan Menteng lengkap dengan taman dan danau buatan yang pengerjaannya dipimpin Ir. F.J. Kubatz.
Sampai dengan tahun 1970-an rumah-rumah kuna peninggalan zaman Belanda tersebut masih banyak ditemui di sekitar danau. Rumah-rumah tersebut memiliki tipe standard berpagar rendah serta dikelilingi halaman yang luas dan asri oleh pepohonan dan berbagai jenis tanaman. Namun, rumah-rumah tersebut kini sudah tidak tersisa sama sekali. Berganti rumah-rumah modern dengan desain arsitektur bercampuraduk dan memakan habis halaman di sekelilingnya serta dihiasi pagar-pagar yang tinggi.
Keindahan Taman Situ Lembang, dalam perjalanan waktu sempat menginspirasi beberapa orang seniman dengan mengabadikannya lewat karya yang mereka hasilkan. Beberapa diantaranya adalah musisi kondang di tahun 1950an, Saiful Bahri, yang menciptakan lagu berjudul “Kisah Malam di Jalan Lembang”. Kemudian N.H. Dini yang menulis sebuah cerpen berjudul “Empang Lembang” dan diterbitkan tahun 1982 bersama cerpen-cerpen lainnya dalam kumpulan cerpen yang diberi judul “Tuileries”.
Taman Situ Lembang yang menempati area seluas 14.700 meter2, memiliki bentuk seperti daun, begitu juga dengan jalan yang ada di sekelilingnya. Untuk keluar masuk taman, terdapat jalan pada dua ujung kerucut daun. Di bagian tepi danau, tumbuh beberapa jenis pohon berbatang besar, seperti pohon asam, angsana dan beringin. Meski usianya sudah sangat tua, tidak ada satupun juluran-juluran akar dari pohon beringin, karena memang selalu dipangkas oleh petugas pertamanan untuk menghilangkan kesan angker dan menyeramkan.
Hamparan rumput yang mendominasi area taman tampak terpelihara dengan baik dan hampir tidak ada sampah yang mengotori taman ini, karena tong-tong sampah tersebar di setiap sudut taman. Selain itu, setiap pagi dan sore hari petugas kebersihan selalu membersihkan area taman termasuk membuang sampah yang mengotori danau.
Tepat di tengah danau terdapat air mancur yang menyemburkan air pada jam 08.00 dan dimatikan pada jam 10.00 kemudian dihidupkan lagi pada jam 12.00, begitu seterusnya, berselang-seling setiap 2 jam sekali. Air mancur tersebut terdiri atas air mancur utama yang memiliki semburan air cukup besar dan air mancur kecil di sekelilingnya dengan semburan air yang kecil. Pancaran air yang disemburkan air mancur tersebut berganti-ganti, kadang menyemburkan air cukup tinggi dan terkadang pancarannya dibuat rendah. Sementara air yang memenuhi danau banyak ditumbuhi tanaman teratai yang terlihat sangat indah pada saat musim berbunga.
Menikmati Keindahan Taman Situ Lembang dengan Berbagai Aktifitas Menyenangkan
Meskipun taman ini berada di ibukota dan berlokasi di tengah kota, namun suasana yang dihadirkan membuat pengunjung seakan-akan tidak sedang berada di Jakarta. Pemandangan langka tersebut tersaji dari keberadaan pengunjung yang membuat kelompok-kelompok kecil bersama keluarga sambil menjaga anak yang berlari kesana-kemari menikmati kegembiraannya. Mereka duduk di hamparan rumput hijau tanpa diberi alas sambil menyanding bekal makanan dan minuman yang dibawa dari rumah.Piknik sederhana ala masyarakat bawah yang dapat dinikmati oleh semua kalangan tersebut menjadi salah satu alasan bagi pengunjung untuk datang ke sini, karena kegembiraan dan kebahagiaan yang dirasakan tidak kalah dengan piknik mewah yang butuh biaya besar.
Pada jam pulang sekolah atau pada saat liburan cukup banyak anak-anak muda yang bergerombol dan bercanda ria sambil duduk di hamparan rumput atau di bangku-bangku beton yang terdapat di sekeliling danau. Tidak jarang komunitas-komunitas tertentu, seperti komunitas otomotif, komunitas seni dan sebagainya, memanfaatkan Taman Situ Lembang sebagai tempat berkumpul.
Dengan cara ini mereka tidak perlu menyewa tempat untuk bisa beraktifitas dan mengekspresikan hobby. Mereka juga bisa refreshing menikmati keindahan taman, serta tidak perlu bingung untuk urusan konsumsi, karena pedagang keliling siap melayani mereka dengan berbagai macam menu makanan dan minuman. Indahnya taman dengan berbagai macam jenis bunga dan tanaman juga bisa dijadikan latar belakang foto bagi mereka yang ingin berswa-foto atau foto bareng bersama kelompok.
Bagi pengunjung yang datang dengan membawa anak kecil, tersedia area bermain anak-anak yang dilengkapi dengan patung dinosaurus dan berbagai macam jenis permainan sederhana seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotaan dan sebagainya. Area bermain anak-anak ini menggunakan alas yang berlapis karet, sehingga dapat mengurangi risiko cidera saat anak terjatuh.
Ketika anak sedang bermain, orang tua yang sedang menjaganya bisa duduk di hamparan rumput, di bangku beton atau ikut berakfitas dengan melakukan pijat refleksi dengan berjalan di atas batu-batu lancip berwarna putih. Area khusus untuk pijat refleksi tersebut lokasinya tidak jauh dari area bermain anak, sehingga dapat dimanfaatkan tatkala sedang menjaga anak-anak yang sedang bermain.
Bagi penggemar olah raga, di sini memang tidak tersedia lapangan futsal, basket, volley atau lapangan olah raga yang lain. Namun untuk aktifitas olah raga ringan, seperti senam, luasnya area taman cukup dapat mengakomodasi. Selain itu, tersedia jogging track untuk berlari mengitari danau dan fasilitas ini banyak difungsikan oleh masyarakat sekitar pada pagi dan sore hari, mulai dari anak-anak muda sampai dengan mereka yang lanjut usia.
Aktifitas menyenangkan lainnya adalah melihat dan memberi makan monyet dan tupai yang ditempatkan di dekat pos penjaga, serta ratusan ekor burung dara yang terbang bergerombol dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Tersedia pula andong atau delman pada siang hari yang siap diajak berjalan-jalan mengelilingi area taman dengan hanya membayar Rp.10.000 perorang.
Satu lagi aktifitas menarik yang dapat dilakukan di danau buatan yang ada di tengah taman adalah memancing. Setiap harinya tempat rekreasi ini selalu dikunjungi oleh mereka yang memiliki hobby memancing. Karena selain gratis dan ikan yang diperoleh bisa dibawa pulang, danau yang ada di Taman Situ Lembang ini juga dijadikan tempat hidup berbagai jenis ikan, seperti ikan gabus, lele, mujair serta yang lain. Banyaknya ikan di danau ini bisa dilihat dari adanya ikan-ikan kecil yang dapat dengan mudah dijumpai di kawasan perairan pinggir danau. Ikan-ikan kecil yang berenang kesana-kemari tersebut kerap dijadikan sasaran anak-anak untuk ditangkap dan diletakkan di dalam botol.
Fasilitas di Taman Situ Lembang
Karena memang merupakan taman yang fungsi utamanya sebagai RTH dan bukan tempat yang sengaja dibangun untuk objek pariwisata, maka jangan berharap lebih dari sisi fasilitas sebagaimana tempat-tempat wisata yang berbayar. Namun demikian, untuk sebuah tempat rekreasi murah, fasilitas yang dimiliki Taman Situ Lembang sudah lebih dari cukup untuk memanjakan pengunjung.Adanya pos penjaga cukup membantu dari sisi keamanan, toilet umum yang disediakan bagi pengunjung juga cukup bersih dan terawat, begitu juga dengan area parkir pararel yang dapat menampung kendaraan dalam jumlah banyak. Berbagai macam fasilitas yang mengisi area Taman Situ Lembang bahkan bisa disandingkan dengan fasilitas yang sama di tempat-tempat wisata berbayar, seperti area pemancingan, bangku-bangku beton yang mengelilingi danau, taman yang indah dengan berbagai jenis bunga dan tanaman, hamparan rerumputan hijau yang bersih dan terawat, area bermain anak yang representatif, andong / delman wisata, serta yang lain.
Untuk urusan mengisi perut dan menghilangkan dahaga, menu-menu yang ditawarkan para pedagang keliling yang ada di Taman Situ Lembang juga cukup variatif dan mengundang selera, bahkan beberapa menu makanan yang ada di sini sulit untuk dijumpai di tempat-tempat lain, seperti Nasi Gila. Menariknya harga makanan yang dibandrol para pedagang keliling tersebut sangat ramah di kantong, dengan kisaran harga Rp.15.000 – Rp.25.000 perporsi.
Ingin lebih berhemat? Bawa saja bekal makanan dari rumah, karena di taman ini tidak ada larangan untuk membawa makanan atau melakukan aktifitas apapun kecuali membuang sampah sembarangan dan aktifitas yang dapat mengganggu kenyamanan para pengunjung yang lain.
Rute Menuju Taman Situ Lembang
Salah satu alasan yang membuat Taman Situ Lembang kurang begitu dikenal adalah karena lokasi taman yang agak masuk ke dalam dan tidak dilewati oleh sarana transportasi umum, sehingga untuk mengaksesnya harus menggunakan kendaraan pribadi. Untuk yang menggunakan Kereta Rel Listrik misalnya, stasiun terdekat adalah Stasiun Cikini yang jaraknya sekitar 1 km. Begitu juga yang menggunakan bus Transjakarta, halte busway terdekat adalah halte Tosari dengan jarak yang hampir sama.Namun, jika Anda memaksa menggunakan sarana transportasi umum, pilihan terbaik adalah menggunakan Kopaja P20 jurusan Senen – Lebak Bulus dan turun di Taman Menteng. Sesampai di Taman Menteng, perjalanan tinggal dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri JL. Sutan Syahrir hingga sampai di JL. Lembang yang menjadi lokasi dari Taman Situ Lembang.
Sarana transportasi umum lainnya adalah Bus PPD 213 jurusan Kampung Melayu – Grogol dan Bus 67 jurusan Senen – Blok M. Jika naik salah satu dari kedua bus ini Anda dapat turun di Taman Suropati. Setelah itu, lanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki melewati JL. Teuku Umar menuju ke JL. Padalaran atau JL. Syamsurizal hingga tembus ke Situ Lembang. Perjalanan dari Taman Suropati juga bisa melewati JL. Diponegoro yang jaraknya sekitar 300 meter untuk bisa sampai ke JL. Lembang. (*)
Lokasi: Jl. Lembang Terusan D-59, RT.06 RW.05, Kelurahan Menteng, Kecamatan Menteng, Kota Jkt Pusat, Provinsi DKI Jakarta, 12910
Map: KlikDisini
HTM: Gratis
Buka/Tutup: 24 Jam
Telepon: (021) 3144969
Tags:
Tempat Wisata
0 Comments