Sponsor

Wisata Bersejarah Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang


Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatera Selatan

Palembang memiliki 9 museum dengan karakternya masing-masing. Jika traveler hendak berkenalan dengan Palembang sejak masa pra-sejarah maka datanglah ke Museum Balaputradewa. Jika hendak mendalami kerajaan kuno terbesar di nusantara maka mainlah ke museum Sriwijaya. Lalu bila traveler ingin tahun kisah kejayaan Palembang di masa kesultanan, maka museum Sultan Mahmud Badaruddin II adalah tempatnya.
Museum ini menempati sebuah bangunan tua dari masa pendudukan Belanda di Palembang. Bangunan ini dibangun antara tahun 1821 sampai 1824 dan menjadi kediaman resmi residen Belanda J.L van Sevenhoven. Uniknya, kediaman residen ini rupanya dibangun di atas reruntuhan keraton kesultanan Palembang.


Ruang pertama museum

Keraton Kuto Lamo atau Keraton Kuto Kecik dibangun oleh Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo. Hampir 100 tahun kemudian, setelah dijebak dan kalah, Sultan Mahmud Badaruddin II ditangkap Belanda dan dikirim ke Ternate, sementara Keraton Kuto Kecik dibongkar dan bahan-bahannya digunakan ulang untuk membangun rumah dinas residen Belanda.
GenPIco datang ke Museum SMB II menjelang Ashar. Nampak seorang bapak yang telah sepuh berdiri di pintu masuk di lantai dua dan menyambut kedatangan kami. Pak Abisofyan namanya, beliau adalah pemandu senior di museum ini. Museum dalam keadaan sepi, hanya ada kami berdua sehingga membuat kunjungan ini terasa seperti private tour.
Setelah perkenalan singkat pak Abi, demikian beliau sering dipanggil, segera mengajak berkeliling museum. Bagian pertama museum berupa ruang panjang yang mengelilingi ruangan yang lebih kecil di tengah. Di ruangan pertama ini ia menjelaskan secara rinci sebuah prasasti dari masa Sriwijaya yang menjadi penanda kelahiran kota Palembang.


Ruang tengah museum

Pada ruangan tengah, Pak Abi menjelaskan mengenai silsilah para raja dan Sultan di Palembang. Terdapat pula beberapa peta tua yang menjelaskan posisi keraton pertama di Kuto Gawang dan keraton terakhir Keraton Kuto Besak. Pada salah satu dinding museum terdapat lukisan wajah Ratu Sinuhun, seorang Ratu yang hidup di tahun 1600-an dan berhasil membuat buku hukum yang berlaku di tanah Sumatra Selatan.


Pelaminan untuk bangsawan Palembang

Hal menarik lain di ruangan tengah adalah sebuah lambang Kesultanan Palembang Darussalam. Lambang resmi kesultanan ini memiliki elemen bola dunia dalam bentuk kipas angin. Tur museum terus berlanjut dengan Pak Abi yang masih bersemangat dalam usia senjanya. Beliau menjelaskan semua benda yang bisa kami lihat di dalam tiap ruangan, bahkan bisa menjawab setiap pertanyaan ingin kami tahu.




Kamar putri bangsawan di kesultanan Palembang

Museum Sultan Mahmud Badaruddin II tergolong baik kondisinya. Lantainya yang terbuat dari kayu tembesu utuh masih kuat dan mengkilap. Dindingnya yang dicat warna putih gading nampak bersih terawat. Pada akhir pekan, museum ini ramai dikunjungi siswa sekolah maupun turis dari luar kota. Bis-bis Pariwisata dari berbagai rombongan memenuhi lapangan parkir.
Namun di hari kerja, museum sepi. Hanya ada belasan tamu yang datang, membuat pak Abi bisa berdiri di teras, menatap ke arah sungai musik sambil menanti tamu selanjutnya.

Share:

0 Comments